Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Resensi Novel Cado-Cado

Resensi Novel Cado-Cado Identitas Buku Judul Buku : Catatan Dodol Calon Dokter Nama Pengarang  : Ferdiriva Hamzah Nama Penerbit  : Bukune  Kota Terbit : Jakarta Selatan Cetakan dan Tahun Terbit : Cet.1 tahun 2008 Tebal Buku : 190 halaman Jenis : Buku Fiksi ISBN : 602-8066-12-5 Kesan rame sangat melekat pada Ferdiriva Hamzah (Riva) di mata teman-temannya. Di mana pun dia berada, kelakuannya selalu gokil dan fantasinya sering membuat pendengarnya terheran-heran.    Riva adalah seseorang anak Medan campuran darah Mandailing dan Aceh. Sejak kecil sudah hobi menulis, dari mulai menulis cerita-cerita parodi sampai menulis catatan belanja ibunya. Gaya bicara andalannya adalah hiperbola. Membuat sesuatu yang sebenarnya “biasa aja” menadi “gila” dengan imajinasi yang parah abis.      Riva baru saja menyelesaikan pendidikan S2-nya di Fakultas Kedokteran Uniersitas Indonesia dan saat ini berprofesi sebagai dokter spesialis mata di Jakarta. Buku ini

Contoh Opini tentang Korupsi

Sukarnya Memberantas Koruptor       Korupsi merupakan masalah klasik yang terus ada dan harus segera diberantas. Dalam Undang-undang juga terdapat pembahasan mengenai korupsi. Menurut Undang-undang No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, "Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korupsi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara." Sebelum diberlakukannya Undang-undang No 39 Tahun 1999 sebagaimana telah diuabh dengan Undang-undang No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Yang sering terdengar adalah istilah “pemberian hadiah” oleh seseorang kepada pejabat/pegawai negeri sehubungan dengan kewenangan yang dimilikinya.          Pelaku tindak korupsi (oknum) disebut juga sebagi koruptor. Koruptor merupakan

Resume Kuliah Umum

Peran Radio dalam Pendidikan di Era Digital      Kuliah umum yang bertemakan "Peran Radio dalam Pendidikan di Era Digital" diadakan di kampus 4 UPGRIS Lantai 6 pada hari Rabu, 7 Maret 2018 pukul 08.30. Materi dibawakan oleh tiga pembicara. Pembicara pertama yaitu Ketua lembaga pengembangan potensi UPGRIS Dr. Listyaning Sumardiyani, M.Hum, pembicara kedua yaitu Direktur utama LPP RRI M.Rohanuddin, dan pembicara yang ketiga yaitu Psikolog UPGRIS Dr. Arri Handayani, S.Psi., M.Si.      Kuliah umum ini diadakan gratis dan dikuti oleh mahasiswa FPBS semester 2,4, dan 6. Banyak mahasiswa yang berminat mengikuti kuliah umum ini. Selain gratis, juga terdapat sertifikat yang nantinya berfungsi untuk mengisi poin keaktifan mereka sebagai syarat kelulusan.     Kuliah umum dibuka dengan menyanyikan lagu indonesia raya, kemudian disusul doa dan selanjutnya dibuka dengan lagu-lagu santai yang dinyanyikan oleh beberapa mahasiswa UPGRIS sendiri dan dari Radio RRI.       Selanjutnya,
Guru yang Berkesan      Setiap siswa pasti memiliki guru yang diidolakan.  Kebayakan kalian pasti menyukai guru yang santai dalam mengajar dan tidak banyak memberikan tugas. Atau guru yang suka melawak, sampai keluar materi yang diajarkan. Materi 20% dan yang lainnya adalah bahan lawakan yang tidak masuk dalam materi.     Saya ingat, dulu waktu aku duduk dibangku smk kelas tiga. Ada salah satu guru yang model pembelajarannya memang menyenangkan bagi kebanyakan siswa. Kalau tidak salah beliau mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Saya sedikit lupa mata pelajaran apa yang diajarkan beliau dahulu, karena memang beliau lebih banyak melawak daripada mengajarkan materi pelajaran. Namanya pak Yatno. Meski bukan salah satu guru yang aku idolakan, namun cara beliau mengajar ini cukup berkesan bagiku. Diajar oleh beliau itu cukup menghibur menurut saya.        Sitem penilaian beliau ini juga terbilang unik. Siapa yang mau tertawa saat beliau sedang melawak (mengajar), akan

Catatan Perjalanan

Gambar
Sengaja Tersesat di Citra Grand     Siapa yang tidak mengenal kota Semarang ibu kota Jawa Tengah, Indonesia sekaliguus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia. Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa, Seamrang mempunyai jumlah penduduk yang hampir mencapai 2,5 juta jiwa. Bukan hanya manusianya yang berkembang, namun wisata di kota Semarang ikut pula berkembang. Semarang memiliki daya tarik yang kuat untuk dikunjungi para wisatawan. Semarang memang memiliki banyak ragam tempat wisata yang bagus untuk dikunjungi saat liburan tiba.  Salah satunya yaitu wisata Citra Grand.             Citra Grand ini merupakan salah satu perumahan elit di Semarang, namun justru banyak pengunjung yang datang kesana karena perumahan ini berbeda daripada yang lainnya. Terdapat bianglala di perumahan tersebut.  Kabarnya, roda besi setinggi 30 meter ini diklaim sebagai bianglala tertinggi di Jawa Tengah. Otomatis, sejak dibuka untuk umum per Jumat (3/7/2015), warga pun berbondong-bo

Folklor

1. Inventarisasi      Cerita ini saya dapat dari salah satu masayarakat desa Bancak yang kebetulan beliau memang sangat paham mengenai cerita "Pasanggrahan Belimbing". Beliau bertempat tinggal tak jauh dari rumahku.  Awalnya aku masih bingung ingin mencari cerita apa, karena di desaku tak banyak orang yang mengetahui cerita-cerita semacam dongeng, legenda, maupun mitos. Lalu terpikirkan olehku untuk mengenai suatu tempat yang letaknya tak jauh juga dari rumahku yaitu pasanggrahan belimbing. Tempat tersebut sering didatangi oleh masyarkat setempat untuk melakukan bancakan atau bisa disebut kondangan. Aku memang sudah lama merasa penasaran mengenai tempat tersebut. Lalu aku segera mendatangi Bapak Giman yang tahu mengenai cerita pasanggrahan belimbing tersebut. Beliau menceritakannya dengan sedikit ragu, takut jika ceritanya salah. Beliau paham betul, ini merupakan legenda jadi tidak boleh salah. Meskipun cerita yang saya dapatkan terlalu sedikit namun mau bagaimana lagi,